Archive for the ‘Keamanan Komputer’ Category

Banyaknya para pelaku pedofil yang menyebarkan gambar-gambar mereka di internet ternyata membuat kelompok hacker Anonymous gerah. Group hacker tersebut langsung menyatakan perang terhadap situs-situs yang digunakan oleh para pedofil untuk menyebarkan gambar melalui Operation PedoChat.

 

Melalui operasi PedoChat nya, Anonymous telah mencatat nama dan alamat email dari beberapa pengguna situs yang dimaksud dan mengunggah list nama-nama pelaku pedofil tersebut di situs Pastebin.

Juru bicara Anonymous meminta agar seluruh masyarakat dan politisi segera memberikan tindakan tegas dengan meminta untuk menutup situs-situs para Pedofil tersebut. Sebelumnya, Anonymous mengklaim telah kurang lebih 40 website dan lebih dari 100GB konten yang menggambarkan anak-anak yang dilecehkan.

pada Operasi sebelumnya yang disebut Operation Darknet, Anonymous berhasil mengungkap 190 orang yang diduga pedofil, dengan cara mengungkapkan alamat IP mereka.

source

Seorang hacker yang tergabung dalam kelompok Anonymous kembali beraksi. Kali ini para hacker tersebut menunjuk situs web hosting raksasa dunia, GoDaddy.

Menurut laporan yang diperoleh dari Ubergizmo, anggota Anonymous yang bertanggung jawab dalam penyerangan tersebut adalah seorang hacker dengan akun Twitter AnonymousOwn3r. Akibat dari penyerangan GoDaddy tersebut, jutaan situs dunia down.

Situs-situs yang down tersebut juga tidak hanya terjadi pada mereka yang memiliki hosting di web tersebut. Bahkan situs yang meregistrasikan domainnya melalui GoDaddy pun ikut-ikutan terkena getahnya. Hal ini karena penyerangan ini menargetkan DNS yang menghubungkan link domain yang dihostingkan oleh GoDaddy ke server.

Hacker tersebut sendiri menjelaskan bahwa penyerangan tersebut bukanlah kebijakan dari kelompok. Dia menjelaskan bahwa hal tersebut dia lakukan atas nama personal. Peretasan tersebut dilakukannya untuk menunjukkan adanya lubang besar dalam keamanan yang dimiliki oleh GoDaddy.

(Via Ubergizmo)

Akun Twitter, YourAnonNews yang merupakan milik dari kelompok hacker Anonymous telah secara resmi ditutup oleh pihak Twitter. Penutupan akun tersebut dilakukan karena hacker Anonymous telah dianggap membocorkan informasi pribadi melalui akun itu.

 

Dikutip dari The Next Web, pihak Twitter enggan memberikan alasan penutupan akun tersebut. Namun, alasan itu akhirnya terkuak setelah Anonymous mengemukakannya.

Berita penutupuan akun Anonymous ini pertama kali terkuak dari akun lain Anonymous, yakni Anon_Central. Dalam akun tersebut, mereka mengatakan bahwa akun YourAnonNews telah ditutup oleh Twitter.

Selanjutnya, akun lain dari Anonymouse, yakni YANBackup meungungkapkan bahwa mereka telah meminta alasan penutupan akun YourAnonNews kepada Twitter. Dan, di situ, mereka memperoleh balasan bahwa akun YourAnonNews ditutup karena telah memosting data pribadi dan rahasia milik orang lain.

Tak berapa lama setelah penutupan tersebut, akun YourAnonNews pun kemudian bisa diakses kembali. Akun tersebut merupakan akun Twitter terbesar yang dipunyai oleh Anonymous. Pada saat artikel ini ditulis, total follower yang dipunyai oleh akun ini sebanyak 800 ribu lebih.

(Via The Next Web)

Baru-baru ini muncul sebuah malware bernama Gauss yang menargetkan bank sebagai korbannya. Virus Malware ini pun mampu mencuri berbagai data rahasia, terutama terkait dengan data finansial.


Dan, Kaspersky Lab pun berusaha untuk memecahkan kode malware tersebut sehingga para korban bisa aman dari malware ini. Namun nampaknya Kaspersky kesulitan untuk menyelesaikan tugas tersebut. Kini, merekapun secara resmi meminta kepada publik untuk membantu mereka dalam memecahkan masalah tersebut.

Kaspersky menduga bahwa Gauss adalah sebuah malware yang dibuat dengan dana sebuah negara. Merekapun mengatakan bahwa tak menutup kemungkinan Gauss ini berhubungan dengan malware lain seperti Flame, Duqu ataupun Stuxnet.

Selain itu, mereka mengatakan bahwa malware ini memiliki kemampuan untuk mencari aspek tertentu dari sistem konfigurasi target. Selanjutnya, informasi yang didapatkan tersebut digunakan untuk melakukan deskripsi. Namun, karena tidak mengetahui sistem konfigurasi serta sistem file target, peneliti Kaspersky kesulitan untuk menemukan perintah yang diberikan pada malware tersebut.

(Via Zdnet)